31/07/2013

Gigih aku

gigih aku,
daki sampai langit,

mahu aku menghentak bintang,
biar berselerak,
bertaburan di alam buana,

menerjam sekalian manusia,
pendusta-pendusta bersarung topeng,
agar bisa aman sekitar ini.

tidak pernah layak buat laki-laki sepertimu

melihat langit tanpa bianglala
   menunggu hujan dari awan
rindu ini mematikan jiwa
   perit yang tiada penjelasan

aku pernah mengira 
hari, 
   minit  
      dan saat,
tertanya bila akan dengar khabar darimu?

berikrar pada diri ingin melupakanmu,
aku pujuk hati,
"aku ini tidak layak buat laki-laki sepertimu"
dan
"aku ini tidak pernah layak untuk mana-mana lelaki pun"

mengukir senyuman pada cermin
mengatakan semuanya akan baik-baik sahaja
apabila kepala di bantal
di bilik yang gelap
sakit itu datang lagi
dan bagai sengaja menambah perit
aku tidak mengizinkan air mata
untuk jatuh membasahi bumi
kerana aku hanya ingin
mematikan jiwa yang suka bermain rasa.

Of you.

You came unexpected;
maybe like this fly in my coffee.

"Vielleicht kennst du mich nicht, aber das bin ich."

and you smiled.

Kadang bagus.

Kesunyian itu enak sekali,
kadang rasanya seperti cookie.

Lebih khusyuk aku menyendiri,
lagi banyak suara menari.
Suara bulan, suara pari,
atau suara Tuhan, barangkali.

Lebih jauh malam melingkari,
lagi datang keping memori.
Memori malam, memori pagi,
oh, juga janji yang aku ingkari.

Ya, kesunyian kadang bagus dinikmati,
seperti aku di saat ini.

kasut debu

seperti orang-orang 
gelandangan, 

aku menghadapi 
rindu seperti ribu-ribu ibu debu-debu 


di jalanan.

30/07/2013

Ranjang Gadis

malam kian laju berlalu,
sampai terkulat si gadis mengejar waktu pulang ke ranjang,
sisi ranjang di duduki gadis,
bersimpuh sendiri,

ranjang diraba,
mencari haba panas si lelaki,

dingin,
tubir matanya mengalir butir-butir jernih,

Kini,
ranjang berdua miliknya sendiri,
tiada lagi hangat bau tubuh si lelaki,

25/07/2013

ikrar yang tak pernah ditepati

walau berulang kali aku ikrar dalam hati
pada diri
aku sudah melupakanmu
menguburkan memori

namun kau muncul
dalam bentuk kiasan tak terduga
datang tanpa diundang
   juga
pergi tanpa disuruh

datang
membangkitkan memori gembira
            pergi
                       menyiat luka lama

   dan
seperti orang bodoh
malam ini aku berikrar lagi
untuk kali yang entah keberapa
untuk melupakanmu
untuk menguburkan memori

pergi,
jangan kembali lagi.


18/07/2013

1

puisi ku tidak akan pernah
 menjawab persoalanmu
 tentang hidup, cinta, retorik
dan perjuangan.

malah puisi ku membenarkan
persoalan-persoalanmu
bahawa hidup seringkali berkait dengan persoalan-persoalan
yang separuh darinya tidak memerlukan sebarang jawapan.

16/07/2013

Atas Bawah

Dengan nama Allah yang maha Pengasih




Kita tak selalunya, di atas.
Kita tak selamanya, di bawah.

Dunia itu bulat,
Bergolek atas dan bawah.

Jangan terlalu megah,
Lihat-lihatlah ke bawah.

Jangan terlalu gundah,
Berusahalah ke atas.

Dunia itu roda,
Berputar bawah dan atas.

Kita tak selalunya, di bawah.
Kita tak selamanya, di atas.

14/07/2013

Satu hari dan masa depan

Seorang Presiden, hari ini.
Tumbang.
Dibedil artilleri Demokrasi,
Yang dahulu 
diseludupnya 
sendiri.

Seorang gadis, tengah malamnya.
Klimaks.
Disetubuhi masa depan.
peluhnya,
jadi siraman 
kuburan.

14/7/13

dear neen

   and that cute
lil shoes
 that i have always
 seen through the 
thin glass 
 of a shopping lot
    made me remember you

then everything else 's 
   forgotten.

             *  * * 
    *   *  _____*   *
        *  /          \**
           |            |*
           |             |
           \            /
             |_____|

12/07/2013

Jangan Dipersia

Dengan nama Allah yang maha Pengampun
lagi maha Penyayang




Seringkali kita persia,
Peluang yang ada,
Ruang tersedia,
Sengaja, malu katanya.

Jangan temanku jangan,
Peluang kali ini,
Dibiarkan sengaja,
Ruang dihadapan,
Dilopongkan sahaja.

Entah bila kan berjumpa,
Bersua lagi dengannya.

Ayuh temanku ayuh,
Rebut peluang itu,
Meski sedikit amalmu,
Isi ruang itu,
Dengan ibadah kepada-Nya.

Romadhon,
Bukan sahaja bulan berpuasa,
Malah lebih dari yang disangka.

Romadhon,
Madrosah kita berubah,
Menjadi mukmin yang berjaya.

03/07/2013

laki-laki yang mabuk

aku terbangun di satu pagi setelah suatu kemabukkan yang asyik, 
dan dalam terik matari yang kabut, ku lihat seekor parakeet singgah di tepian jendelaku
mentertawa

(hahaha! manusia mabuk! manusia khayal!
malam ini dia tidak akan menjadi morfinmu lagi)