telah mati
tenggelam
di balik pergunungan
angin pun berbahasa redup
meniup
pesta pelangi
yang mewarnai senjakala
debu-debu berterbangan
menempati dinding-dinding bangunan
serta memadati
gelap lorong-lorong jalanan
yang mairat
di waktu itulah engkau
duduk tetap di suatu sudut
pada meja lapukmu
menulis dan membelek karangan
nota-nota, buku serta tulisan cakar ayam
tanpa lelah
menyeka tetes peluh di penamu
hingga tidak kau sedar
bintang
telah pun menjadi semakin terang
menjendela lautan langit
detik anak didikmu
mencari mimpi
di awan gelap
namun kerjamu tidak akan terusai!
terus- kau akan terus duduk disitu
bertanggang mata bersama buku-buku
kertas kumal
tulisan cakar ayam
garisan tak lurus
kerja kira kalkulus serta nota rumus
kerana kau percaya;
ilmu bukanlah sekadar air
yang mengisi gelas setengah-setengah
tempayan otak anak didikmu
harus diisi penuh esok harinya
agar kami nanti
bisa mengisi parlimen
serta memiliki klinik-klinik
agar budi patriot ilmuan sepertimu
terus terjunjung
di atas puncak kepala kami.
No comments:
Post a Comment