31/12/2013

malam ilham...


seperti sebelumnya,
aku masih menanti ilham dari tuhan,
tentang bahagia yang tertangguh-tangguh,
dan doa yang tak terangkat-angkat,

apakah antaranya,
ada dosa yang tak terampun-ampun 

17/12/2013

Jendela Pagi

Di balik tirai jendela
matari menatapku terik
dan menuju ke masa lalu

Pada pagi itu
aku menyambut cahayanya
dengan mesra
ke dalam anak mata

Sebuah lagi kucupanku hadir
tetapi bibirmu tak mampir-mampir

15/12/2013

Semalam

Dia memilih 'tuk merayakan malam
dengan mata yang terpejam

"Semoga calar-balar dan lukaku terpadam."

14/12/2013

Lebih Indah Di Mataku

Ketika kita berdua duduk di samping masing-masing malam semalam, kau menuding jari ke arah bintang-bintang di langit, begitu teruja dan ketawa-ketawa,

sedang aku hanya terdiam, hanyut dan terpesona melihat jarimu sahaja.

08/12/2013

Garisan tangen yang terakhir

(i)

Masih samakah rasa ini?
Satalah yang tinggal cuman guyur guyur airmata.

Masih samakah derita ini?
Bilamana yang ada cuman degup benci melihat kamu.

Dan aku kira
Kita berdua masih lagi bingung
Diantara mahu begini 
Atau melupakan cinta yang tlah kita cipta
Diantara mahu begini 
Atau melupakan momen momen kita 
Sewaktu kita berdua berpegangan tangan
 Di tengah kota raya.

(ii)

Aku
 masih perempuan ampuh

  Hati aku
seolahnya semakin hari semakin rapuh

Cinta aku
 Kau biar seperti aku ini pendosa
 Atas kelahiran saorang anak gantung
Yang tidak tahu apa apa.

(iii)

Terbang tinggi, sayang
Patah hati ini akan aku baiki di tanah seberang 
Bersama onggok kesal yang tiada mahu sudah.

Aku sudah kehabisan cara
Berpura seperti kehilangan kamu itu 
Cuman hal enteng
Berpura seolah kamu itu 
Tidak sengaja menyakiti aku.

(iv)

Cinta kita
 Adalah definisi tepat bagi barangkali
Kemungkinan yang Tuhan uji
Limit limit dosa 
Yang membuat aku merenteh laju 
Menyela hati antara kita berdua.

(v)

Ambil kenangan kita
Simpan dan lipat kemas dalam kocek kamu
Ambil hati kamu ini
Kasi ia pada yang lebih layak.

Karna antara kita tiada lagi roman cinta
Tiada lagi lintasan Venus
 Diantara tangen tangen 
Yang kamu  pernah gariskan dulu.

Dan tidak sekali 
Aku mampu menahan detak jantung ini
Degup degup benci
Tabrakan sial 
Melihat gunungan dendam buat kamu.

(vi)

Kota bingit dan mobil putih.

Bisa saja aku dentum kamu laju
Biar mati dan pergi.
Bisa saja aku dentum kamu laju
Biar mati dan pergi sama memori memori basi.

Ambil dia, Tuhan
Paling kurang, buang.

Karna dia adalah langsaian dosa
Yang Kamu mahu aku habiskan

Karna dia adalah langsaian dosa
Yang Kamu mahu aku lupakan.

(vii)

Nanti aku akan kembali 
Sama rekod lagu dengdangan kamu

Cuman waktu itu
Tidak akan ada lagi puisi sebal 
Dalam mengenang guyur hujan.

 Tidak akan ada lagi perempuan
Yang patah hati menulis puisi 
Tentang rindu yang dibiarkan.

(viii)

Aku akan benar hilang
Jauh dari pandangan kamu.

Karna tiada cara lain
Yang lebih baik
Selain melepaskan kamu pergi
Dan aku ini mengundur diri.

(ix)

Sementara itu
Ini kesepuluh jari aku
semuga kamu maafkan bebanan
yang aku tumpangkan 
Diatas bahu kamu untuk satu tahun ini.

berbahagialah kamu
Laki laki kegemaran aku
hingga nanti kamu melupakan kita
Dan aku sudah bisa
Melewati wajah kamu dengan rasa
Rasa yang tiada.

(x)

Sehingga Tuhan 
Mempertemukan kita lagi.

Mungkin kali itu
Aku dengan wajah
Yang kamu rindu.

Dan kamu dengan wajah
Yang aku perlu.









04/12/2013

Selembar Daun Yang Tertulis Namamu

di sini aku membangunkan kedamaian dalam kata-kata
waktu sudah terlalu lewat untuk sebuah bicara
maka ku kirim sajak bersama doa-doa kecil di hujung malam,
burung-burung merdu sudah lama pulang
musim berlalu dan yang tinggal cuma daun-daun masa lalu
sedayanya cuba mereput perlahan agar bisa ku selitkan satu dalam buku kegemaran;
pagi nanti matari akan merekah dan membinasakan gelap,
tapi hanya sementara,
hanya sementara,
menunda kelahiran pujuk dari rahim sepi
yang mahu melihat kau kembali;
ketika matahari bersinar nanti
akan ku anyam benang-benang waktu agar aku bisa memahami
apa makna sebuah kepergian
apa makna pelukan yang dilepaskan,
kerna kita tak hidup untuk saling memerlukan
tapi hidup untuk saling menjaga dan memerhatikan,
kau meminjamkan aku sebuah kebahagian,
ku lunaskan dengan cinta yang tak terlupakan